Selasa, 22 Februari 2011

Kode Etik Pecinta Alam Indonesia

Kode Etik Pecinta Alam Indonesia

Kode Etik Pecinta Alam Indonesia

Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa

Pecinta Alam Indonesia adalah bagian dari masyarakat
Indonesia sadar akan tanggung jawab kepada Tuhan, bangsa, dan
tanah air

Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa pecinta alam adalah sebagian
dari makhluk yang mencintai alam sebagai anugerah yang Mahakuasa

Sesuai dengan hakekat di atas, kami dengan kesadaran
menyatakan :

1. Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Memelihara alam beserta isinya serta menggunakan sumber alam sesuai dengan kebutuhannya
3. Mengabdi kepada bangsa dan tanah air
4. Menghormati tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitar serta menghargai manusia dan kerabatnya
5. Berusaha mempererat tali persaudaraan antara pecinta alam sesuai dengan azas pecinta alam
6. Berusaha saling membantu serta menghargai dalam pelaksanaan pengabdian terhadap Tuhan, bangsa dan tanah air
7. Selesai

Disyahkan bersama dalam
Gladian Nasional ke-4
Ujung Pandang, 1974

Senin, 31 Januari 2011

Survival


Survival adalah suatu cara untuk bertahan hidup , dalam bahasa Inggris Survival dijadikan sebagai ‘survive’ yang memiliki makna sama antara keduanya . Arti setiap huruf dari kata survival antara lain :

S = Sadar
Arti kata sadar disini adalah kondisi seseorang yang sepenuhnya sadar dirinya dalam keadaan ingin mempertahankan hidupnya dan menghindari bahaya yang senantiasa mengancam keselamatan jiwanya.

U = Untung
Arti kata Untung adalah tenang , dalam kondisi bertahan hidup , misalnya di alam liar kita harus tetap tenang , walaupun kondisi sangat mencekam sekalipun . Karena dengan tenang , maka kita dapat berfikir secara jernih.

R = Rekam
Rekam berarti secara teliti kita mengamati dan mengobservasi lingkungan sekitar kita , untuk mencari cara bertahan hidup . Misalnya melihat sumber air , ataupun segala macam sumberdaya yang kita bisa manfaatkan.

V = Vakum
Vakum disini berarti kosong , artinya kita harus menghindari fikiran negatif dan mengosongkan pikiran kita dari hal – hal tersebut .

I = Inspirasi
Inspirasi mempunyai arti berfikir secara kreatif untuk mempertahankan hidup .

V = Viva
Viva berarti hidup , dimana tujuan (goal) kita dalam bertahan dari kondisi di alam bebas adalah untuk tetap hidup.

A = Adat Istiadat
Dalam praktik bertahan hidup kita harus mengenali adat istiadat dari wilayah tempat kita bertahan hidup , agar kita dapat menyesuaikan diri dan diterima di lingkungan tersebut.

L = Lancar
Jika anda telah menjalankan poin – poin diatas maka anda dapat bertahan hidup dengan Lancar dan tanpa kendala . Karena esensi dari bertahan hidup itu sendiri adalah dapat beradaptasi dengan situasi dan kondisi.

Setelah mengerti arti kata survival kita melangkah ke rumus selamat dari tersesat , apabila anda tersesat di
dalam hutan maupun di tempat asing yang tidak anda kenali , maka anda harus menerapkan rumus STOP :

S = sit down / duduk
Pada waktu tersesat ada baiknya hal pertama yang anda lakukan adalah beristirahat sejenak .
T = Think
Setelah anda beristirahat dan fikiran anda sudah mulai tenang , maka saatnya anda berpikir untuk mencari jalan keluar.
O = Observasi
Sambil berfikir ada baiknya anda memperhatikan sekeliling anda , anda dapat berjalan disekitar anda untuk mencari petunjuk ataupun bila ada orang – orang disekitar anda dapat bertanya .
P = Plan
Setelah anda melakukan ketiga hal diatas , maka saatnya merencanakan perjalanan anda kembali. Karena segala sesuatu yang terorganisir akan mendapatkan jalan keluar.

Bila hari sudah malam dan anda masih tersesat di hutan /gunung , maka sebaiknya anda cari adalah hal – hal berikut :

1. Air
Hal pertama yang mendasar bila anda tersesat adalah air , karena menurut penelitian seseorang dapat bertahan hidup dengan mengkonsumsi air selama kurang lebih 4 minggu.

2. Tempat , bisa bifak atau shelter.
Setelah itu hal kedua yang perlu cari adalah tempat berlindung yang aman , baik berupa bifak ataupun shelter .Hal ini dimaksudkan agar anda dapat terhindar dari ancaman binatang buas.

3. Api
Api berfungsi sebagai penerangan pada waktu malam hari , dan juga berfungsi mengusir binatang buas . Selain itu Api bisa berfungsi sebagai penanda anda , atau sinyal S.O.S.

4. Makan
Setelah anda mencari ketiga poin diatas , maka tentunya salah satu syarat bertahan hidup adalah mencari makan . Agar anda dapat bertahan hidup hingga pertolongan datang.

Link peristiwa seputar Siswa Pecinta Alam Rantekompala

Link peristiwa seputar Siswa Pecinta Alam Rantekompala




MANAJEMEN PERJALANAN DALAM PENDAKIAN

MANAJEMEN PERJALANAN DALAM PENDAKIAN

MANAJEMEN PERJALANAN PENDAKIAN Dalam sebuah perjalanan kegiatan alam bebas ada dua faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya perjalanan tersebut, yaitu:
  1. Faktor pertama sifatnya intern: artinya datang dari si pelaku perjalanan itu sendiri. Kalau faktor intern ini tidak dipersiapkan dengan baik, maka pelaku perjalanan terancam oleh bahaya subyek (subjective danger).
  2. Faktor kedua sifatnya ekstern : artinya datang dari luar pelaku perjalanan. Bahaya yang mengancam dari luar ini datang dari obyek perjalanan yang akan dihadapi, sehingga secara teknis disebut bahaya oyek (objective danger). Bahaya itu bisa berupa badai, hujan, udara dingin, kabut, longsoran, hutan lebat dan sebagainya.
I. RENCANA PERJALANAN

Dalam penyusunan rencana perjalanan harus diperhatikan beberapa hal penting yang mencakup:


1. Tempat Tujuan
: Mencari informasi tentang tujuan perjalanan merupakan tahap paling awal sebelum melakukan perjalanan. Informasi bisa kita dapat melalui literatur, media massa, penduduk setempat dan orang yang pernah melakukan perjalanan ke tempat tersebut. Adapun informasi yang perlu didapatkan adalah:

1. Rute-rute yang ada, dan mempertimbangkan rute mana yang akan dipilih.

2. Keadaan medan, struktur geologi serta hambatan-hambatan yang mungkin timbul, misalnya: air, gas racun, pasir apung dan lain-lain.

3. Keadaan flora dan fauna yang ada.


2. Waktu Perjalanan:


Memperkirakan waktu perjalanan perlu dilakukan. Ini terutama berguna untuk mempersiapkan makanan. Dan yang perlu diperhatikan lagi adalah keadaan musim dan cuaca pada saat itu.


3. Anggota/Peserta:


Selain memilih anggota dalam perjalanan, yang perlu diperhatikan juga adalah pembagian kerja tim dan sebuah kerjasama yang solid. Karena kerjasama yang baik merupakan faktor yang menentukan keberhasilan perjalanan tersebut.

II. PERSIAPAN PERJALANAN


1. Mental dan Fisik:


Kondisi mental yang baik mutlak diperlukan dalam sebuah perjalanan. Kondisi fisik harus sesuai dengan standar perjalanan yang dihadapi. Latihan-latihan fisik yang teratur adalah upaya yang paling tepat dalam rangka standarisasi sebuah perjalanan. Dan perlu diperhatikan juga adalah proses aklimatisasi (penyesuaian suhu tubuh terhadap lingkungan), karena seringkali sebuah perjalanan di alam terbuka akan berhadapan dengan suhu lingkungan yang ekstrim.

2. Pengetahuan dan Ketrampilan:


Setiap anggota tim harus menguasai pengetahuan dasar hidup di alam terbuka, antara lain navigasi, survival dan pertolongan pertama pada gawat darurat. Jika perjalanan yang dipilih adalah pendakian maka harus dikuasai pengetahuan mountaineering.


3. Administrasi:


Surat-menyurat yang diperlukan dalam perjalanan kegiatan alam bebas antara lain:
1. Surat pengantar dari lembaga terkait, misalnya surat tugas dari Dekanat atau Rektorat. 2. Surat ijin kegiatan (Kepolisian dan Sospol) 3. Surat ijin masuk kawasan.

4. Peralatan:


Persiapan perlengkapan merupakan awal perjalanan itu sendiri. Perlengkapan kegiatan alam bebas umumnya memang mahal, tetapi ini wajar karena perlengkapan itu adalah pelindung keselamatan. Alam terbuka merupakan lingkungan yang asing bagi organ tubuh kita. Karena itu diperlukan perlengkapan yang memadai agar mampu hidup di lingkungan yang baru.


5. Makanan:


Dua unsur gizi merupakan sumber tenaga paling utama adalah hidrat arang dan zat lemak. Hidrat arang memegang peranan penting, sebab jumlah tenaga yang dihasilkan pada waktu pembakaran tubuh per liter oksigen jauh lebih besar daripada jumlah tenaga yang dihasilkan dari pembakaran zat lemak, makanan itu misalnya:
dapat diperoleh antara lain dari beras, susu, gula-gula, coklat dan sebagainya.


Pembakaran lemak menjadi kalori juga berjalan lambat, sehingga ada baiknya memakan makanan yang mengandung banyak lemak pada pagi hari agar menghasilkan kalori ketika dibutuhkan di siang hari, makanan itu misalnya:
lemak daging, mentega, keju, kuning telur, kacang dan lain-lain.

Adapun protein, untuk pendaki gunung sebaiknya tidak disuguhkan dalam kadar yang tinggi. Protein yang berlebihan menyebabkan amonia dan asam amino banyak tertimbun di dalam darah sehingga cepat menimbulkan rasa lelah. Amonia dan asam amino yang berlebihan tadi menyebabkan banyak kencing, sehingga cairan banyak yang hilang. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi (kehilangan cairan pada sel-sel tubuh) dan lejar panas (heat exhaustion). Proses pembakaran protein oleh tubuh pun-hanya memberikan energi kurang dari 10 persen dari yang kita butuhkan. Protein antara lain dihasilkan oleh daging, ikan, ayam, putih telur dan sebagainya.

6.Packing:


Kenyamanan membawa ransel juga tergantung pada pengepakan barang di dalamnya. Ada beberapa prinsip yang harus dipegang dalam pengepakan:


1. Letakkan barang-barang yang berat di bagian atas dan barang-barang yang ringan di bagian bawah. ini penting dilakukan agar berat seluruh beban jatuh di pundak, bukan di pinggang atau punggung.
2. Bagilah berat itu secara merata di sebelah kiri dan kanan, jangan menyiksa salah satu bahu dengan berat yang tak seimbang.

3. Letakkan barang-barang yang dibutuhkan dalam perjalanan di bagian atas.

4. Manfaatkan ruangan yang ada seefektif mungkin.


7.Anggaran Biaya:


Anggaran biaya harus dirinci secara detail, maka diperlukan salah satu dari tim yang bisa mengatur keluar masuknya uang. Selain pemasukan dan pengeluaran perlu dicantumkan juga dana tidak terduga.

III. SKENARIO OPERASI


1. Peta Lintasan:


Peta ini memberikan informasi tentang jalur lintasan yang digunakan, shelter peristirahatan dan tempat camp. Dicantumkan juga tempat dimana terdapat sumber air , daerah-daerah yang berbahaya dan kendala-kendala yang mungkin terjadi selama perjalanan.


2. Jalur Evakuasi:


Jalur evakuasi adalah jalur jang digunakan untuk membawa korban .apabila terjadi kecelakaan dalam kegiatan alam bebas. Dimana jalur tersebut dapat ditempuh dalam waktu sesingkat mungkin mencapai tempat penanganan selanjutnya terhadap korban.


3. Perhitungan Waktu:


Berdasarkan peta lintasan dibuat rincian waktu yang digunakan selama perjalanan mulai dari berangkat, kembali dan lama perjalanan. Diperhitungkan juga waktu istirahat dan camp.


IV. LAPORAN PERJALANAN


Laporan perjalanan memuat semua hasil perjalanan yang telah dilakukan. Dan yang paling penting dari laporan perjalanan adalah evaluasi dari perjalanan tersebut sehingga kita dapat belajar dari kesalahan apabila kita akan melakukan perjalanan lagi.


MANAJEMEN PENDAKIAN

Persiapan Untuk merencanakan suatu Perjalanan ke alam bebas Harus ada persiapan dan penyusunan secara matang. ada rumusan yang umum digunakan yaitu 4W & 1 H, yang kepanjangannya adalah :


1. Where (Dimana) untuk melakukan suatu Kegiatan alam kita harus mengetahui dimana yang akan kita digunakan, Contoh: Gunung Gede-Pangrango.

2. Who (Siapa)
apakah anda akan melakukan Kegiatan alam tersebut sendiri atau dengan berkelompok. Contoh: Satu Kelompok ( 25 Personil) Terdiri dari 20 Orang anggota Penuh (panitia) dan 5 Orang anggota muda (peserta)

3. Why (Mengapa)
ini adalah pertanyaan yang cukup panjang jawabannya dan bisa bermacam-macam Contoh : Untuk melakukan DIKSAR, dll

4. When (Kapan)
waktu pelaksanaan Kegiatan tersebut, berapa lama?. Contoh: 23 Februari 2001 sampai dengan 25 Februari 2001 Dari pertanyaan-pertanyaan 4 W, maka didapat suatu gambaran sebagai berikut: pada tanggal 23-25 Februari 2001 akan diadakan DIKSAR ,yang akan dilaksanakan oleh 20 panitia dan diikuti 5 orang peserta yang inggin dilantik menjadi anggota penuh. Tempat yang digunakan untuk DIKSAR tsb yaitu Gunung Gede-Pangrango.

5.How/Bagaimana merupakan suatu pembahasan yang lebih komprehensif dari jawaban pertanyaan diatas ulasannya adalah sebagai berikut :

• Bagaimana kondisi Tempat

• Bagaimana cuaca disana
• Bagaimana perizinannya
• Bagaimana mendapatkan air

• Bagaimana pengaturan tugas panitia
• Bagaimana Acara DIKSAR berlangsung
• Bagaimana materi yang disampaikan

Dari Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang timbul itulah kita dapat menyusun Rencana Kegiatan yang didalamnya mencakup rincian :
1. Pemilihan medan, dengan memperhitungkan lokasi basecamp panitia, pembagian waktu dan sebagainya.

2. Pengurusan perizinan

3. Pembagian tugas panitia

4. Persiapan kebutuhan acara

5. kebutuhan peralatan dan perlengkapan
6. dan lain sebagainya.

Minggu, 31 Januari 2010

Berita

http://mapalaunand.com/berita/pemanjat-mu-rebut-juara-umum-se-sumbar/

SETELAH pada Sirkuit Panjat Tebing (SPT) I bulan lalu, posisi jawara kelas putra dipegang pemanjat Bukittinggi Climbing Club (BCC), pada SPT II yang digelar di wall climbing Mapala Proklamator Univ. Bung Hatta dan berakhir kemarin (18/05/2004), posisi ini beralih kepada pemanjat Mapala Unand Padang.
Rizky Fadhillah, berhasil merebut peringkat pertama dari 54 pemanjat yang ikut serta sekaligus memimpin klasemen pemanjat Sumbar. Sementara pada peringkat dua dan tiga ditempati oleh pemanjat kugiran lainnya, Harera Sastenada dari klub GUPCA dan Hendry D Kapau dari Pro Camping.

Sementara juara SPT I, Kiki dari BCC pada final yang berakhir sekitar pukul 18.00 WIB itu hanya mampu meraih peringkat empat. Akibatnya posisinya melorot pada posisi II klasemen Pemanjat Sumbar (lihat box).
Sedangkan untuk kelas umum putri, Maisyarawati dari klub IHCA masih kukuh dan meraja di kelas ini seperti halnya pada SPT I yang digelar wall climbing Mapala Unand pada 10-11 April lalu. Dia jauh meninggalkan pesaingnya yang terdiri dari 11 peserta putri yang turut serta. Di tempat kedua dan ketiga, hasilnya pun tidak jauh berbeda dengan SPT I. Pemanjat putri freelance, Aditya PL dan Siska dari Pro Camping tetap menempati posisi II dan III.
Ketua Mapala Proklamator, Nailal Husna yang ditemui POSMETRO seusai lomba mengatakan hasil lomba SPT II ini menunjukkan betapa pemanjat muka lama dan kugiran masih belum terkalahkan. Meskipun begitu pihaknya cukup senang dengan terlaksananya lomba bulanan ini, karena dengan demikian jam terbang pemanjat semakin bertambah.
Hal serupa juga diungkapkan project manager d’Spesialisz, Nanang Farid Syam SSos yang mencetus lahirnya Sirkuit Panjat Tebing yang dilaksanakan secara berkala ini. Menurutnya tujuan untuk mengukur prestasi dan menentukan peringkat pemanjat Sumbar melalui SPT ini telah tercapai. Tidak hanya itu, bibit-bibit baru pemanjatpun mulai bertumbuhan di ajang ini meski dari segi prestasi mereka belum mampu mengalahkan seniornya. (max)
KLASEMEN PEMANJAT PUTRA SUMBAR
1 (2) Rizky Fadhillah dari Mapala Unand nilai 180
2 (1) Kiki dari BCC nilai 155
3 (4) Hendry Kapau dari Pro Camping nilai 120
4 (3) Hivand Ronald dari Privater nilai 102
5 (5) Roland dari BCC nilai 90
6 (9) Novriadi dari IHCA nilai 88
7 (7) Deddi dari Mapala Proklamator nilai 87
8 (-) Harera S dari GUPCA nilai 80
9 (8) Dedi Tipeng dari Bivoac nilai 71
10 (12) Fansyuri dari Mapala Unand nilai 62
KLASEMEN PEMANJAT PUTRI SUMBAR 1 Maysarawati dari IHCA Padang nilai 200
2 Aditya dari Freelance nilai 160
3 Siska dari Pro Camping nilai 130
4 Nora Novita dari Mapala Proklamator nilai 102
5 Melia dari BCC nilai 55
6 Fitri Gusni dari MPALH UNP nilai 55
7 Fadila dari Mapala Unand nilai 47
8 Dewi Yuliarni dari Rante Kompala nilai 47
9 Rosnaini dari MPALH UNP nilai 43

Berita ini pernah dimuat di koran pagi POSMETRO PADANG edisi Rabu, 19 Mei 2004.